Kunci Sukses.Filsafat
Ketika Pendidikan Dipertanyakan
Tragisnya,seperti anda maklum,Pendidikan Konfensional mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi selalu dan terlalu memanjakan otak kiri.Hanya 10 persen mata pelajaran yang mengasah otak kanan.Terlebih-lebih pendidikan Pasca Sarjana.Pokoknya ,makin tinggi,makin kiri.Cuma pendidikan di taman kanak-kanak yang masih menaruh perhatian pada otak kanan.(Istilah saya,perguruan tinggi itu adalah perguruan kiri dan taman kanak-kanak itu adalah taman kanan-kanan)
Digojlok pendidikan kiri selama 20 tahun,tak dapat di elakkan,mayoritas orang menjadi golongan kiri.Cuma segelintir orang yang menjadi golongan kanan.Jadilah golongan kanan ini minoritas.Repotnya,pola pikir si minoritas ini jelas-jelas tidak sejalan dengan pola pikir mayoritas.Si Minoritas kan cenderung kreatif,Imajinatif,Intuitif,(feeling-based),implusif(spontan),dan lateral(acak).Ujung-ujungnya,si minoritas seriing di cap Sinting.Right ?
Sekitar 500 tahun sebelum Isa Al-Masih lahir dan menebar pengaruh di seluruh Dunia,Konfisius telah berkelana dan bersikukuh,"sebuah gambar setara nilainya dengan seribu kata".Seperti biasa,Konfisius hampir selalu benar.Gambar itu kanan,Kata itu Kiri.Saya perjelas,satu kali kanan itu setara nilainya dengan seribu kali kiri.Albert Einstein pun bersikukuh,"Imajinasi itu lebih utama daripada ilmu pengetahuan".Imajinasi itu kanan,ilmu pengetahuan itu kiri.Saya perjelas,kanan itu lebih utama dari pada kiri.Right?
Tragisnya,seperti anda maklum,Pendidikan Konfensional mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi selalu dan terlalu memanjakan otak kiri.Hanya 10 persen mata pelajaran yang mengasah otak kanan.Terlebih-lebih pendidikan Pasca Sarjana.Pokoknya ,makin tinggi,makin kiri.Cuma pendidikan di taman kanak-kanak yang masih menaruh perhatian pada otak kanan.(Istilah saya,perguruan tinggi itu adalah perguruan kiri dan taman kanak-kanak itu adalah taman kanan-kanan)
Comments
Post a Comment